Musik

Jumat, 01 November 2013

Straight edge , Youth Crew dll

Straight Edge
Straight Edge adalah sebuah gaya hidup, filosofi dan pergerakan anak muda yang menganut anti penggunaan narkoba, penggunaan minuman beralkohol, merokok dan hubungan sex bebas (casual sex), walaupun pergerakan garis keras yang lebih dalam mereka menghidari penggunaan obat secara menyeluruh (termasuk penggunaan secara medis) dan mereka mempercayai bahwa sex tidak untuk berganti-ganti pasangan.
Straight edge hanyalah sebuah motivasi hidup untuk tidak merusak diri sendiri dengan mengonsumsi zat-zat/ hal-hal yang dianggap berbahaya untuk diri sendiri dan penyikapannya kembali kepada kontrol individu. Gaya hidup straight edge mencoba untuk memberikan alternatif baru di scene punk/ hardcore yang sangat identik dengan kebiasaan mabuk dan kerusuhan.
Banyak orang yang mengklaim bahwa dirinya seorang penganut faham ini karena mereka ingin mengontrol kehidupan mereka, berontak dari budaya penggunaan narkoba, menghindari diri berhubungan dengan narkoba, mereka menyaksikan efek negatif dari penggunaan narkoba dalam keluarga atau teman-teman, atau bahkan bisa pula untuk membedakan diri (Alfansuri 2007). Filosofi utama yang dibawakan oleh penganut faham ini adalah penggunaan narkoba terhadap lingkungan sosial dan krisis moral yang bisa menyebabkan hancurnya rumah tangga, bisnis dan khususnya kehidupan anak-anak remaja.
Ide tentang straight edge ini sebenarnya sudah ada di dalam lagu-lagu band protopunk tahun 70-an yakni The Modern Lovers. Namun istilah Straight Edge dicetuskan oleh band Minor Threat, band ini disebut sebagai dasar gaya hidup ini, dalam sebuah lagu mereka yang berjudul Straight Edge.

Youth Crew (pertengahan 1980)

Walaupun pada awalnya secara musikal, band-band straight edge terdengar tipikal, di pertengahan tahun 80-an musiknya mulai berkembang dan meluas sesuai dengan karakter band masing-masing. Era “Youth Crew” lahir ketika band-band hardcore punk Straight Edge mulai menjamur dan akhirnya mereka memiliki kecenderungan untuk bersatu membuat pergerakan dan media sendiri untuk menyebar luaskan gaya hidup straight edge. Namun bukan berarti mereka tidak manggung bersama band-band yang non-straight edge. Mereka justru lebih mengedepankan semangat persatuan. Suatu komunitas yang lahir karena memiliki sudut pandang yang sama: yaitu menyukai musik punk/ hardcore sebagai bagian dari subkultur yang tercipta saat itu. Gorilla BiscuitsJudgeBoldYouth of Today mereka adalah beberapa band yang menonjol di era “Youth Crew”.
Ternyata seiring perkembangannya, straight edge mulai berkaitan juga dengan perihal pergerakan animal rights, vegan dan vegetarian. Youth Of Today adalah band yang paling lantang menyuarakan perihal hak-hak dan perlindungan terhadap hewan, vegan dan vegetarian pada tahun 1988. Dalam lirik lagu “No More”, Ray Cappo vokalis Youth Of Today menekankan tentang pandangannya terhadap hak-hak hewan dan vegan: “Meat-eating, flesh-eating, think about it/ so callous this crime we commit”. Sampai akhirnya banyak band yang menyuarakan hal yang sama dan hampir semua band pada akhir tahun 1980-an di Amerika dan Kanada menyuarakan tentang hak-hak hewan dan kekejaman terhadap hewan. Namun bukan berarti juga bahwa seorang vegan/ vegetarian itu adalah seorang straight edge, begitu juga sebaliknya. Menjadi vegan/vegetarian bukanlah sebuah keharusan di dalam gaya hidup straight edge. Vegan dan vegetarian hanya bagian dari perkembangan straight edge itu sendiri dan semua kembali kepada pilihan masing-masing individu.

Oldschool (1970 - awal 1980)

Perkembangan gaya hidup Straight Edge ini banyak di adaptasi oleh band-band lainnya seperti, 7 SecondsSSDUniform ChoiceCause for Alarm. Band-band tersebut adalah band hardcore punk yang berada di era “oldschool”. Band-band era ini lebih banyak berteriak tentang movement Straight Edge dibanding bernyanyi. Lagu mereka terdengar seperti orang yang sedang orasi dengan diiringi musik agresif dan cepat ala hardcore punk. Gaya seperti itu akhirnya menjadi ciri khas band hardcore punk di era “oldschool”. Pada awalnya paham ini berkembang di Washington D.C dan New York, kemudian akhirnya berkembang juga di Kanada.[4]

Arti Simbol X

Huruf X adalah simbol yang paling dikenal dari straight edge, yang umum dipakai sebagai tanda di punggung kedua tangan, tetapi bisa juga ditampilkan pada bagian tubuh lainnya. Beberapa pengikutnya dari straight edge ada juga yang dimasukkan simbol ke dalam pakaian dan pin. Menurut sejumlah wawancara yang dilakukan oleh wartawan Michael Azerrad, logo "X" straight edge dapat dilihat jejaknya dalam pelaksanaan pada acara singkat band Teen Idles yaitu U.S. West Coast tour tahun 1980.[1] Teen Idles telah dijadwalkan untuk bermain di Mabuhay Gardens San Francisco, tetapi ketika band tiba, manajemen klub menemukan bahwa seluruh band ini masih di bawah umur minimum dan karena itu mereka ditolak masuk ke dalam klub tersebut. Sebagai kompromi, manajemen menandai tiap kedua tangan anggota band Idles' dengan logo hitam besar "X" sebagai peringatan kepada seluruh staf klub agar tidak memberikan alkohol ke mereka. Setelah kembali ke Washington DC, band ini diberikan sistem yang sama oleh klu-klub lokal sebagai maksud membolehkan para remaja untuk masuk kedalam klub untuk menyaksikan acara musik tanpa memberikan alkohol kepada mereka. Tanda itu secepatnya diasosiasikan dengan gaya hidup straight edge. Dalam beberapa tahun, pada acara musik dan bahkan di klub-klub dansa telah memulai mengadopsikan sistem ini.
Sebuah variasi melibatkan trio X's (xXx) berasal dari hasil karya seni yang dibuat oleh drummer Minor Threat yaitu Jeff Nelson, yang mana Jeff menggantikan tiga bintang dalam bendera Washington DC kampung halaman mereka menjadi X.[2] Istilah ini kadang-kadang dipendekkan dengan mencantumkan X dengan kependekkan istilah dari straight edgemenjadi "sXe". Dengan analogi, hardcore punk kadang-kadang dipendekkan menjadi "hXc". Simbol ini dapat digunakan sebagai sebuah jalan untuk membedakan sebuah band atau seseorang yang menganut faham straight edge, dengan menambahkan huruf di depan dan belakang nama band, contoh band 'xFilesx'.

#thanks Wikipedia #Teman-Teman Youthcrew #dll
Irvan nur jamil

Kamis, 31 Oktober 2013

Share sedikit apa itu beatdown!!

Beatdown
saya tidak terlalu mengikuti sub genre ini, tapi saya coba aja menjawab sedikit yang saya tahu tentang beatdown hardcore, beatdown hardcore memang sebuah aliran musik, beatdown hardcore sepertinya sudah ada sejak era th 90 an, tapi beatdown sepertinya musik bentukan dari scene new york di usa, karena kita tau amerika memiliki media yg cukup kuat untuk mengangkat suatu sub genre, band2nya seperti bulldoze, ringworm, and hatebreed, secara musik kamu mungkin udah tau kalo beatdown sound musiknya lebih berat/ heavy breakdown, kalo anggapan saya, NY yg memang kuat akan kultur rap dan hiphop, mungkin saja scenester di NY ingin memasukkan unsur rap/hip hop ke part musik punk hardcore, begitu pun dengan style, beatdown hardcore memiliki ciri layaknya seorang rapper seperti memakai bisbol heat, kalo saran saya, kamu langsung coba chat dengan org sana. karena setiap informasi yang di dapat oleh kawan2 disini maupun saya selalu terjadi kesalahan informasi,



Matakna Jadi Budak tong sok enya!!
hah, apayang dimaksud anda membuat komunitas beatdown?
hanya mencari popularitas semata?
dan tidak tau seluk beluk beatdown?
fuck man!!

HARDCORE !!

Hardcore (hard core atau hard-core) adalah istilah generik yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang lebih ekstrem daripada versi biasanya.
Beberapa penggunaan yang lazim:
Penggunaan-penggunaan lain:
  • Hardcore dalam permainan komputer Diablo II, adalah mode di mana kematian seorang karakter bersifat tetap.
  • Hard Core adalah album pertama Lil Kim (1996)
  • Batu-batu yang digunakan untuk membangun gedung, biasanya untuk mengisi lubang-lubang fondasi disebut hardcore
  • Sebuah film dari tahun 1979 yang disutradarai oleh Paul Schrader. Lihat Hardcore (film)
  • Hardcore adalah judul acara komedi stand-up spesial dari Jim Breuer yang ditayangkan di Comedy Central.

#WIKIPEDIA

#RulesOfMosh

moshing adalah tentang bagaimana melepaskan energi dan bersenang-senang bukan menyakiti satu sama lain: 1. yang paling penting di mosh pit adalah, kalo ada Yang jatuh cepet bantu bangunin, itu aturan paling mendasar di mosh pit #RulesOfMosh 2. kalo di tengah2 circle pit ada cewe ikutan mosh, para pria jangan modus grepe2 itu termasuk pelecehan Seksual!! #RulesOfMosh 3. kalo ada org yg terluka di tengah circle pit usahakan tarik dan segera bawa ke medis #RulesOfMosh 4. pakailah pakaian yang nyaman, dan pastiin sepatu kalian di iket kenceng, kalo pash mosh sepatu lepas bakalan repot. #RulesOfMosh 5. jangan mosh sambil bawa Tas kemungkinan isitas rusak sangat besar & bikin risih org lain #RulesOfMosh 6. lepas semua gelang/jaket/kalung yg ada spike nya saat mosh, bisa melukai mosher lain #RulesOfMosh 7. utk cewe yg suka mosh, usahain pake kemeja/T-shirt jgn pake tank top!! #RulesOfMosh 8. Ada berbagai jenis moshing, dan beradaptasi dengan ini merupakan langkah penting jika Anda ingin menikmatinya #RulesOfMosh 9.kalian yang berdiri di sekeliling circle pit, Dilarang mendorong org yg lg diem, resiko dia jatoh ditengah pit sangat besar!! #RulesOfMosh 10. usahain jangan pakekaca mata saat mosh, kalo kepukul dan pecah bahaya utk muka & mata #RulesOfMosh 11. jgn salah joget.. tau kalo punk=pogo -hardcore=violent dace -heavy metal=headbang dll, #RulesOfMosh 12. melakukan violent dance lebih baik tidak dalam keadaan mabuk #RulesOfMosh 13. resiko terbesar setelah mosh adalah Dehidrasi, jadi pastiin bawa/belli minum pasca mosh #RulesOfMosh 14. pastiin kondisi badan kalian sedang Fit saat mosh #RulesOfMosh 15. stay in control!! tetep control Jangan asal Pukul itu bisi bikin orang lain terluka #RulesOfMosh 16. kalo ydah ngerasa cape jangan makasain buat mosh atau kalian bakalan jatuh/pingsan #RulesOfMosh 17. jangan moshing saat band masih soundchek~ #RulesOfMosh 18. jangan dendam!! kalo muka kalian kepukul,dll jgn dendam dan berusaha ngebales nya, itu bisa jd pigeluteun #RulesOfMosh 19. jangan moshing sambil Udud!! #RulesOfMosh 20. siapa pun yang mau stage diving harus kita tampanan, kasian bisa jatuh dan bisa menyebabkan patah tulang bahkan kematian #RulesOfMosh 21. yang mau stage diving, jangan loncat!! #RulesOfMosh 22. buat cewe di anjurin jangan Stage Diving!! #RulesOfMosh 23. wall of death bukan ajang adu bagong!! #RulesOfMosh 24. coba pelajari dulu apa itu mosh/violent dance/pogo,dll supaya aman buat kalian sendiri dan org sekitar kalian #RulesOfMosh 25. lebih baik mosh dalam keadaan sehat tidak dalam pengaruh alkohol #RulesOfMosh 26. jangan moshing saat break adzan!! #RulesOfMosh


#Arian Seringai

Rabu, 30 Oktober 2013

Sejarah musik underground di indonesia!!

DI BANDUNG sekitar awal 1994 terdapat studio musik legendaris yang menjadi cikal bakal scene rock underground di sana. Namanya Studio Reverse yang terletak di daerah Sukasenang. Pembentukan studio ini digagas oleh Richard Mutter (saat itu drummer PAS) dan Helvi. Ketika semakin berkembang Reverse lantas melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka distro (akronim dari distribution) yang menjual CD, kaset, poster, t-shirt, serta berbagai aksesoris import lainnya.

Selain distro, Richard juga sempat membentuk label independen 40.1.24 yang rilisan pertamanya di tahun 1997 adalah kompilasi CD yang bertitel "Masaindahbangetsekalipisan." Band-band indie yang ikut serta di kompilasi ini antara lain adalah Burger Kill, Puppen, Papi, Rotten To The Core, Full of Hate dan Waiting Room, sebagai satu- satunya band asal Jakarta.

Band-band yang sempat dibesarkan oleh komunitas Reverse ini antara lain PAS dan Puppen. PAS sendiri di tahun 1993 menorehkan sejarah sebagai band Indonesia yang pertama kali merilis album secara independen. Mini album mereka yang bertitel "Four Through The S.A.P" ludes terjual 5000 kaset dalam waktu yang cukup singkat. Mastermind yang melahirkan ide merilis album PAS secara independen tersebut adalah (alm) Samuel Marudut. Ia adalah Music Director Radio GMR, sebuah stasiun radio rock pertama di Indonesia yang kerap memutar demo-demo rekaman band-band rock amatir asal Bandung, Jakarta dan sekitarnya.

Tragisnya, di awal 1995 Marudut ditemukan tewas tak bernyawa di kediaman Krisna Sucker Head di Jakarta. Yang mengejutkan, kematiannya ini, menurut Krisna, diiringi lagu The End dari album Best of The Doors yang diputarnya pada tape di kamar Krisna. Sementara itu Puppen yang dibentuk pada tahun 1992 adalah salah satu pionir hardcore lokal yang hingga akhir hayatnya di tahun 2002 sempat merilis tiga album yaitu, Not A Pup E.P. (1995), MK II (1998) dan Puppen s/t (2000). Kemudian menyusul Pure Saturday dengan albumnya yang self-titled. Album ini kemudian dibantu promosinya oleh Majalah Hai. Kubik juga mengalami hal yang sama, dengan cara bonus kaset 3 lagu sebelum rilis albumnya.

Agak ke timur, masih di Bandung juga, kita akan menemukan sebuah komunitas yang menjadi episentrum underground metal di sana, komunitas Ujung Berung. Dulunya di daerah ini sempat berdiri Studio Palapa yang banyak berjasa membesarkan band-band underground cadas macam Jasad, Forgotten, Sacrilegious, Sonic Torment, Morbus Corpse, Tympanic Membrane, Infamy, Burger Kill dan sebagainya. Di sinilah kemudian pada awal 1995 terbit fanzine musik pertama di Indonesia yang bernama Revograms Zine. Editornya Dinan, adalah vokalis band Sonic Torment yang memiliki single unik berjudul "Golok Berbicara". Revograms Zine tercatat sempat tiga kali terbit dan kesemua materi isinya membahas band-band metal/hardcore lokal maupun internasional.

Kemudian taklama kemudian fanzine indie seperti Swirl, Tigabelas, Membakar Batas dan yang lainnya ikut meramaikan media indie. Ripple dan Trolley muncul sebagai majalah yang membahas kecenderungan subkultur Bandung dan jug lifestylenya. Trolley bangkrut tahun 2002, sementara Ripple berubah dari pocket magazine ke format majalah standar. Sementara fanzine yang umumnya fotokopian hingga kini masih terus eksis.

Serunya di Bandung tak hanya musik ekstrim yang maju tapi juga scene indie popnya. Sejak Pure Saturday muncul, berbagai band indie pop atau alternatif, seperti Cherry Bombshell, Sieve, Nasi Putih hingga yang terkini seperti The Milo, Mocca, Homogenic. Begitu pula scene ska yang sebenarnya sudah ada jauh sebelum trend ska besar. Band seperti Noin Bullet dan Agent Skins sudah lama mengusung genre musik ini.

Siapapun yang pernah menyaksikan konser rock underground di Bandung pasti takkan melupakan GOR Saparua yang terkenal hingga ke berbagai pelosok tanah air. Bagi band-band indie, venue ini laksana gedung keramat yang penuh daya magis. Band luar Bandung manapun kalau belum di `baptis' di sini belum afdhal rasanya. Artefak subkultur bawah tanah Bandung paling legendaris ini adalah saksi bisu digelarnya beberapa rock show fenomenal seperti Hullabaloo, Bandung Berisik hingga Bandung Underground. Jumlah penonton setiap acara-acara di atas tergolong spektakuler, antara 5000 – 7000 penonton! Tiket masuknya saja sampai diperjualbelikan dengan harga fantastis segala oleh para calo. Mungkin ini merupakan rekor tersendiri yang belum terpecahkan hingga saat ini di Indonesia untuk ukuran rock show underground.

Sempat dijuluki sebagai barometer rock underground di Indonesia, Bandung memang merupakan kota yang menawarkan sejuta gagasan-gagasan cerdas bagi kemajuan scene nasional. Booming distro yang melanda seluruh Indonesia saat ini juga dipelopori oleh kota ini. Keberhasilan menjual album indie hingga puluhan ribu keping yang dialami band Mocca juga berawal dari kota ini. Bahkan Burger Kill, band hardcore Indonesia yang pertama kali teken kontrak dengan major label, Sony Music Indonesia, juga dibesarkan di kota ini.

Belum lagi majalah Trolley (RIP) dan Ripple yang seakan menjadi reinkarnasi Aktuil di jaman sekarang, tetap loyal memberikan porsi terbesar liputannya bagi band-band indie lokal keren macam Koil, Kubik, Balcony, The Bahamas, Blind To See, Rocket Rockers, The Milo, Teenage Death Star, Komunal hingga The S.I.G.I.T. Coba cek webzine Bandung, Death Rock Star (www.deathrockstar.tk) untuk membuktikannya. Asli, kota yang satu ini memang nggak ada matiny

Keep smile lur x))

Teuing jangar !!